Kamis, 25 Maret 2010

Persiapan dan Jurus Mengemudi Tepat Saat Hujan

JAKARTA, KOMPAS.com

Musim hujan kadang menjadi hal menyebalkan bagi pengendara mobil. Bukan cuma bodi jadi kotor, curah air dari langit memperbesar risiko terjadi kecelakaan. Namun jangan khawatir terlebih dahulu. Bila diiringi dengan persiapan mantap dan jurus mengemudi tepat, berkendara saat hujan juga bisa tetap aman. Ikuti tips dari Garda Oto Racing Team berikut ini.

SEBELUM BERKENDARA
Pastikan kondisi wiper.
Karet wiper bisa menjadi kaku dan bergelombang karena lama tak diganti. Kondisi tersebut menyebabkan sapuan di kaca menjadi tidak sempurna dan justru mengganggu pandangan. Kalau sudah begitu, segera ganti dengan karet baru sesuai spesifikasi mobil.

Isi penuh air pembasuh kaca
Sebelum berkendara, pastikan air pembasuh wiper dalam keadaan penuh. Campur dengan cairan khusus pembasuh kaca untuk membantu menghilangkan lemak di kaca. Pastikan juga motor penggeraknya aktif dan bisa menyemprotkan air ke kaca.

Perhatikan kondisi ban
Saat hujan, alur ban akan bekerja membuang air ke samping supaya tidak terjadi gejala mobil mengambang di atas air alias aquaplanning. Makanya, pastikan kembang ban masih baik, minimal memiliki ketebalan 50% dari baru. Sekalian tekanan angin, jangan melebihi standar yang dianjurkan bisa membuat daya cengkeram berkurang.

Periksa kebocoran
Khususnya pemilik mobil berusia di atas 10 tahun, sesekali cobalah cuci mobil Anda di mesin pencuci otomatis. Dengan begitu Anda bisa melihat apakah terjadi kebocoran di celah kaca maupun bodi mobil. Bila ya, segera perbaiki supaya Anda tak kebasahan saat hujan lebat.

Sistem pendingin
Pastikan sistem pendinginan (AC) bekerja normal. Sebab, sampai tidak berkerja akan mengganggu pandangan akibat kaca berembun.

Periksa polis asuransi Anda
Pastikan kendaraan Anda telah dilindungi oleh jaminan kerusakan (asuransi) akibat banjir. Karena, sebagian dari kita belum mengetahui apakah kendaraan telah dilindungi oleh perluasan jaminan banjir atau tidak.


SAAT BERKENDARA
Kewaspadaan mesti ditingkatkan penuh saat hujan. Selain daya pandang berkurang, jalanan juga jauh lebih licin dari biasanya. Belum lagi, mata menjadi cepat lelah. Berikut beberapa tips untuk meminimalkan risiko kecelakaan saat hujan.

Tambah jarak aman
Kalau normalnya saat kering kita harus menjaga jarak 2 detik ke mobil depan, pada saat hujan tingkatkan menjadi 3 detik. Cara menghitungnya, gunamkan 1001...1001...1003 secara normal, ketika mobil depan mencapai suatu tanda di jalan, misalnya tiang listrik. Bila sebelum mencapai kata ‘1003’ mobil Anda sudah sampai ke tanda itu, berarti terlalu dekat dan mesti menyesuaikan jarak kembali. Jarak aman ini sangat penting, karena saat basah jarak pengereman menjadi jauh lebih panjang walau mobil telah dilengkapi ABS sekalipun.

Hindari manuver mendadak
Manuver mendadak meliputi akselerasi, pengereman dan belok, sebaiknya dihindari. Di jalan licin, manuver itu mudah membuat mobil tak terkendali. Kendalikan mobil lebih halus dari biasanya.

Nyalakan lampu, bukan Hazard
Menyalakan hazard ketika hujan adalah kesalahan besar. Hazard membuat mata pengemudi di belakang kita cepat lelah karena kedipan terangnya. Selain itu, Hazard membuat kita tak bisa mengaktifkan lampu sein saat hendak pindah jalur, juga mengakibatkan kepekaan pengendara di belakang terhadap lampu rem di mobil kita menjadi berkurang. Risiko tertabrak dari belakang pun semakin besar. Bila hujan sangat lebat, nyalakan lampu kabut atau lampu besar normal. Ini saja sudah cukup.

Hindari jalur kanan di tol
Karena kontur jalan tol sedikit cembung, maka berkendara di jalur kanan membuat Anda rentan menabrak genangan air. Ini bisa membuat mobil hilang kendali. Selain itu, ketika di jalur kanan, Anda dengan mudahnya terkena cipratan air dari jalur seberang, dan ini akan sangat mengganggu daya pandang.

Hati-hati ban mengunci
Bila kita terpaksa mengerem mendadak dan mobil tak dilengkapi ABS, waspadai gejala ban mengunci. Begitu ban terasa terkunci, kurangi sedikit injakan rem sampai roda berputar kembali. Ketika ban mengunci, mobil tak bisa dikendalikan dengan setir dan jarak pengeremannya makin panjang.


Jangan menerobos banjir
Ketika kita berkendara pada saat hujan dan bertemu dengan genangan air atau banjir lebih baik menghindar dan mencari tempat yang aman.

Mau Lulus Uji Emisi, Ikuti Petunjuk Praktis Ini

KOMPAS.com

Untuk mobil-mobil baru, uji emisi di Jakarta dipastikan lulus dengan mudah. Bagaimana dengan kendaraan yang usianya di atas 10 tahun? Ada beberapa tips dan trik yang diperoleh dari beberapa ahli di bidang mesin agar sebuah mobil bisa lulus dengan lebih mudah lagi.

• Lakukan tune up secara teratur. Hal itu sebaiknya dilakukan di bengkel resmi karena cenderung memiliki pembakaran lebih sempurna.
• Pastikan sistem pengapian dalam keadaan baik. Tak ada salahnya periksa kondisi kabel, busi, platina (jika ada), dan koil. Karena pengapian kurang baik, emisi pun meningkat
• Pastikan saringan udara bersih. Sering kali penyebab tak lulus uji emisi hanya karena saringan udara kurang bersih.
• Gunakan bensin sesuai rekomendasi. Menggunakan bensin beroktan terlalu rendah untuk mesin modern menyebabkan waktu pengapian dimundurkan otomatis. Pembakaran pun menjadi tidak sempurna.
• Jangan lakukan uji emisi saat mesin masih dingin karena emisinya berlipat ganda dibanding sudah mencapai suhu kerjanya.
• Pastikan tidak ada kebocoran. Teliti, baik bagian knalpot maupun saluran-saluran vakum dan intake. Sedikit kebocoran akan memengaruhi kadar emisi gasa buang.

Selain cara di atas, ada langkah yang lebih praktis lagi untuk menurunkan emisi gas buang, yakni dengan memasang catalytic converter (CC). “Catalytic converter bekerja mandiri dan tak membutuhkan sensor. Ide memasang CC pada mobil lama sangat menarik,” bilang M Soleh Yusuf, pemilik bengkel Sigma Speed yang kebetulan ditunjuk menjadi bengkel pelaksana uji emisi (BPUE). (Fitra Eri)

Mengamankan Kenyamanan Transmisi Otomatik

KOMPAS.com

Saking nyaman transmisi otomatik di tengah-tengah kemacetan lalu lintas kota yang makin padat, banyak pengemudi membiarkan gigi pada posisi “D”. Untuk berhenti menunggu lampu merah, pengemudi hanya mengandalkan rem.

Penggunaan transmisi otomatik seperti itu, akan mempercepatnya rusak. Pasalnya, ketika posisi gigi di “D”, komponen transmisi, seperti kopling masih tetap bekerja.

Karena itulah, bila menggunakan transmisi otomatik, tangan tetap harus bekerja. Hanya kaki yang benar-benar istirahat.

Ketika berhenti menunggu lampu merah, sebaik geser posisi transmisi ke “N” yang berada di atas “D”. Dengan ini demikian, beban mesin berkurang dan kopling basah pada transmisi tidak saling bergesek (meregang). Selanjutnya, daya tahan atau umur pakai kopling tersebut lebih lama. Begitu juga dengan ATF (automatic transmission fluid)-nya.

Kopling tersebut harus dicegah cepat habis. Pasalnya, biaya untuk “operasi” transmisi ini cukup mahal bila diperlukan penggantian. Begitu juga dengan biaya ATF dan ongkos kerja. Di samping itu, bila kopling masih oke, Andda bisa tancap gas dengan mantap. Bila tidak, mobil akan loyo saat digeber dan dipastikan konsumsi bahan bakar ikut boros. Pasalnya, pedal gas diinjak lebih dalam namun mobil tidak bisa ngacir!

Mengeser transmisi ke posisi “N” saat berhenti juga membantu mengurangi kampas rem cepat habis atau aus. Pasalnya, bila tetap di “D”, berarti masih ada tenaga dari mesin, namun gerakan mobil ditahan oleh rem.

Untuk mencegah rem cepat habis, ketika meluncur di turunan, sebaiknya menggunakan gunakan posisi “D” untuk transmisi lama yang masih dilengkapi dengan tombol overdrive. Namun bila tidak lagi menggunakan tombol overdrive, geser atau tekan tombol D3. Bisa juga menggunakan “2”.

Jadi, pemeliharaan transmisi otomatik tidak hanya dengan penggantian ATF secara teratur, juga ditentukan cara mengoperasikannya. Malah bila cara menggunakan tidak tepat, justru mempercepatnya rusak! Kenyamanan pun berubah menjadi kekesalan!

Mengobati Kolong Mobil Terkena Penyakit Eksim

KOMPAS.com

Jangan pernah mengabaikan ketika kolong mobil bergesekan dengan polisi tidur (poldur), menghajar lobang atau dihantam bebda keras. Sekalipun benturannya tergolong ringan, karena jika dibiarkan bisa menyebabkan karat. Apalagi sekarang ini musim hujan, mempercepat proses eksim.

Pasalnya, ketika terbentur akan mengelupaskan lapisan antikarat dan membuat proses oksidasi langsung terjadi yang dimulai oleh oksigen di dalam udara. "Idealnya, begitu kolong membentur sesuatu, segera dibersihkan dan kembali diberikan lapisan antikarat," pesan Untung Warsito, workshop head Tuff-kote Dinol cabang Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Untuk mengatasi terkelupasnya antikarat dan menghentikan proses "eksim" bisa dilakukan sendiri. Ikuti langkah-langkah di bawah ini.
• Parkir kendaraan di tempat yang memiliki pijakan kaki tinggi agar memudahkan pengerjaan.
• Bersihkan kotoran di kolong, khususnya bagian yang tergores.
• Untuk kotoran membandel, gunakan ampelas halus dan sikat agar benar-benar hilang.
• Bagian yang sudah diampelas tadi dibersihkan dengan lap hingga benar-benar kering.
• Semprotkan cairan penetran ke bagian yang tergores sampai merata.
• Biarkan sejenak, lalu semprotkan cairan antikarat. Tidak perlu tebal yang penting merata
• Cek kembali, apakah seluruh bagian yang tergores sudah tertutup lapisan antikarat. (Sasmita Pribadi)

Syarat Bikin Sistem Listrik Audio Mengalir Prima

KOMPAS.com

Mobil yang sudah dilengkapi dengan perangkat audio yang berlebihan tentu membutuhkan kelistrikan ekstra. Bila tetap mengandalkan aki standar, maka hal itu membuat suplai tidak prima.

Contoh, sebuah mobil punya aki bawaan 12 volt dengan arus 30 ampere. Ini berarti daya yang dihasilkan adalah 360 watt. Di lain hal, mobil tersebut sudah menggunakan lampu halogen dengan watt besar. Selain itu, power amplifier untuk mendongkrak sistem audio dipasang di kabin. Bila diasumsikan, lampu halogen 260 watt, klakson 140 watt, dan power amplifier 300 watt, maka totalnya adalah 700 watt. Sementara itu, daya yang dipunyai 360 watt. Ini berarti kurang 340 watt. Akibatnya, aki cepat tekor.

Ada 6 syarat agar sistem listrik audio tetap mengalir prima.

• Alternator. Komponen ini harus bisa mengisi aki. Untuk itu, perhatikan kebersihan kabel-kabel. Kalau sudah menggunakan spek untuk SPL, penggantian alternator wajib dilakukan agar sistem bisa digunakan untuk memasok arus listrik besar.

• Aki. Bila dilengkapi sistem audio, hal itu berarti menambah beban listrik, apalagi audionya mengandalkan daya besar. Kalau sebelumnya memakai aki 40 ampere, maka kini gantilah aki itu dengan yang berukuran 60 ampere.

• Kabel aki. Menurut bos Radius Audio, Bandung, Erwin Kosasih, makin besar ukuran kabel aki, maka makin bagus karena makin mudah mengalirkan arus listrik. Lebih penting lagi, kabel positif dan negatif mesti sama.

• Kabel "Ground". Ground di sasis harus diampelas sebelum kabel negatif dipasang. Biasanya, titik terkuat dan terbaik adalah posisi seatbelt. Penambahan kabel ground amat efektif untuk membuat arus listrik stabil. Artinya, dari negatif aki, itu bisa disalurkan ke bodi, mesin, negatif alternator, dan lain-lain.

• "Cap Bank". Peranti ini juga tak kalah bagus perannya untuk mewujudkan arus yang stabil. Melalui komponen yang berfungsi menyimpan arus sementara ini, listrik akan selalu didistribusikan dengan baik. Hitungan untuk cap bank, 1 Farad untuk 1.000 watt. Untuk lebih aman, gunakan spek 2 Farad.

• "Batcap". Kalau ingin arus listrik lebih stabil lagi, bisa pakai batcap Xstatic. Produk ini terdiri dari beberapa tipe, yakni x300, x400, x800, dan x2000. Komponen ini menggabungkan aki dan cap bank. Dengan penampungan besar, arus yang keluar besar, stabil, dan cepat. (Rahmat, Tomo)

Menjaga Elastisitas Si Kenyal

KOMPAS.com

Cuaca ekstrem - hujan dan panas terik - menjadi musuh utama karet-karet di mobil. Komponen-komponen itu antara lain karet wiper, pintu, kap mesin, lis kaca, dan masih banyak lagi. Jika sampai terabaikan, potensi menggangu saat berkendara semakin terbuka.

Agar elastisitas dan kekenyalan terjaga, semprotkan cairan mengandung silikon. "Minimal lakukan satu kali dalam sebulan. Cairan perawatan karet beragam dijual di pasaran," sebut Robertus Lukman dari PT Kharisma Perkasa, distributor Autoglym di Indonesia.

Ikuti langkah-langkah perawatannya.
• Persiapkan alat dan kelengkapan seperti kain lap basah dan kering, kuas, cairan pelembab karet yang mengandung silikon.
• Bersihkan terlebih dahulu permukaan karet dan sekitarnya.
• Selain lap, pergunakan kuas untuk membersihkan debu yang masih melekat.
• Semprotkan spray yang mengandung silikon di sekujur karet secara merata.
• Cara lain adalah dengan menyemprotkan spray ke spons. Selanjutnya oleskan cairan tadi ke sekujur komponen karet yang dituju.
• Diamkan sejenak dan pastikan cairan tersebut meresap ke dalam karet.
• Komponen karet siap tampil lebih segar.

Ingat, langkah ini merupakan pencegahan agar fungsi komponen dari karet tidak sampai mengalami kerusakan. Langkah di atas tidak berlaku buat karet yang sudah rusak. (Toni)